9.30.2009

MALAIKAT DAN PENGUSAHA


Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha," si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.

Walau hanya cerita, tetapi mengingatkan kita betapa Tuhan sangat mengasihi kita dan selalu memberi kita kesempatan untuk bertobat. Tuhan tidak rela kehilangan anak2Nya. Sebesar apapun dosa dan pelanggaran kita Tuhan selalu bersedia mengampuni kita jika kita menyesal dan bertobat serta berbalik kepadaNya.

[+/-] Baca Selengkapnya...

9.28.2009

KEBERANIAN MENGAKUI KESALAHAN


Dibalik cerita Pedonor sumsum tulang belakang dan pelaku pemerkosaan

Di suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa 17 Mei
1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli (nama kota, tak tahu aku bener engga
nulisnya), seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit hitam.
Tak lama kemudian,sang wanita melahirkan seorang bayi perempuan berkulit
hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung jawab untuk
memelihara anak ini. Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera.


Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya. Berharap
agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia menghubungi
Dr. Adely di RS Elisabeth.

Berita pencarian orang ini membuat seluruh masyarakat gempar.Setiap orang
membicarakannya.Masalahnya adalah apakah orang hitam ini berani muncul
Padahal jelas ia akan menghadapi kesulitan besar, Jika ia berani muncul, ia
akan menghadapi masalah hukum, dan ada kemungkinan merusak kehidupan rumah
tangganya sendiri. Jika iatetap bersikeras untuk diam, ia sekali lagi
membuat dosa yang tak terampuni. Kisah ini akanberakhir bagaimanakah ?

Seorang anak perempuan yang menderita leukimia ternyata menyimpan suatu
kisah yang memalukan di suatu perkampungan Itali.Martha, 35 thn, adalah
wanita yang menjadi pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi diantara kedua
anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik
perhatian setiaporang disekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya
tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan kakeknya
berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini

Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam
tinggi. Terakhir ,Dr.Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan
satu-satunya hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling
cocok untuknya.Dokter menjelaskan lebih lanjut.

Diantara mereka yang ada hubungan darah dengan Monika merupakan cara yang
paling mudah untuk menemukan pedonor tercocok. Harap seluruh anggota
keluarga kalian berkumpul untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang
belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani
pemeriksaan.Hasilnya tak satupun yang cocok.Dokter memberitahu mereka, dalam
kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah kecil
kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu Martha
dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak untuk
Monika.Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata tanpa
suara Tuhan..kenapa menjadi begini ?

Ia menatap suaminya, sinar matanya dipenuhi ketakutan dan putus asa.
Peterson mengerutkan keningnya berpikir.Dr. Adely berusaha menjelaskan pada
mereka, saat ini banyak orang yang menggunakan cara ini untuk menolong nyawa
para penderita leukimia, lagi pula cara ini terhadap bayi yang baru
dilahirkan sama sekali tak ada pengaruhnya. Hal ini hanya didengarkan oleh
pasangan suami istri tersebut, dan termenung begitu lama. Terakhir mereka
hanya berkata, Biarkan kami memikirkannya kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang
kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut.Martha menggigit bibirnya
keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada
dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda
berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami
suami-istri selama beberapa tahun.Dr.Adely menganggukkan kepalanya.

Itu adalah 10 tahun lalu, bulan 5 1992.Waktu itu anak kami yang pertama,
Eleana telah berusia 2 tahun. Martha bekerja di sebuah restoran fast
food.Setiap hari pukul 10 malam baru pulang kerja. Malam itu, turun hujan
lebat. Saat Martha pulang kerja, seluruh jalanan telah tiada orang satupun.
Saat melalui suatu parkiran yang tak terpakai lagi.

Martha mendengan suara langkah kaki, dengan ketakutan memutar kepala untuk
melihat, seorang remaja berkulit hitam tengah berdiri di belakang
tubuhnya.Orang tersebut menggunakan sepotong kayu, memukulnya hingga
pingsan, dan memperkosanya. Saat Martha sadar, dan pulang ke rumah dengan
tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1 malam.Waktu itu aku bagaikan
gila keluar rumah mencari orang hitam itu untuk membuat perhitungan.Tapi
telah tak ada bayangan orang satupun. Malam itu kami hanya dapat memeluk
kepala masing-masing menahan kepedihan.Sepertinya seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan
kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa
sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik orang
hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih
mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi
kami.Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan.Maret 1993, Martha
melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar
suara tangisnya, kami sungguh tak tega.Terlebih lagi bagaimanapun Martha
telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa.

Aku dan Martha merupakan warga Kristen yang taat, pada akhirnya kami
memutuskan untuk memeliharanya, dan memberinya namaMonika.

Mata Dr.Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya iamemahami kenapa bagi
kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal yang sangat
mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala berkata Memang
jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan sulit untuk
mendapatkan donor yang cocok untuk Monika.

Beberapa lama kemudian, ia memandang Martha dan berkata Kelihatannya,
kalian harus mencari ayah kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnya, atau
sumsum tulang belakang anaknya ada yang cocok untuk Monika.Tetapi, apakah
kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan kalian ?

Martha berkata : "Demi anak, aku bersedia berlapang dada memaafkannya. Bila
ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya. Dr.Adely
merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu. Berita pencarian yang
istimewa ini mengakibatkan banjir pedonor sumsum tulang belakang.

Terlebih lagi lewat waktu begitu lama, mau mencari sang pemerkosa dimana
Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran. November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian ini, seperti
yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan
waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak
perempuan penderita leukimia !

Begitu berita ini keluar, tanggapan masyarakat begitu menggemparkan.Kotak
suratdan telepon Dr. Adely bagaikan meledak saja, kebanjiran suratmasuk dan
telepon, orang-orang terus >bertanya siapakah wanita ini Merekaingin
bertemu dengannya, berharap dapat >memberikan bantuan padanya. >Tetapi
Martha menolak semua perhatian mereka, iatak ingin mengungkapkan identitas
sebenarnya, lebih tak ingin lagi identitas Monika sebagai anak hasil
pemerkosaan terungkap.



Saat ini juga seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita
ini berakhir.(suratkabar Roma) Komentar dengan topik : Orang hitam itu akan
munculkah ? Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat
kita sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya,
ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini ? ( Surat
kabar Wayeli) manulis topik Bila Anda orang berkulit hitam itu, apa tindakan
yang Anda lakukan? sebagai bahan diskusi. Dan menarik berbagai pendapat akan
sulitnya berada di dua pilihan ini. Bagian penjara setempat terus berupaya
membantu Martha, memberikan laporan terpidana hukuman pada tahun 1992 pada
RS.Dikarenakan jumlah orang berkulit hitam di kota ini hanya sedikit, maka
dalam 10 tahun terakhir ini juga hanya sedikit jumlah terhukum berkulit
hitam.Mereka berkata pada Martha :Sekalipun beberapa orang bukanlah terhukum
karena tindak perkosaan, tapi mungkin beberapa juga menemui hal seperti ini.

Beberapa orang ini juga sebagian telah keluar penjara, sebagian lainnya
masih berada di dalam penjara.Martha dan Peterson menghubungi beberapa orang
ini, begitu banyak terpidana waktu itu yang bersungguh-sungguh dan antusias
untuk memberikan petunjuk.

Tapi sayangnya, mereka semua bukanlah orang hitam yang memperkosanya waktu
itu.Tak lama kemudian, kisah Martha menyebar ke seluruh rumah tahanan, tak
sedikit terpidana yang tergerak karena kasih ibu ini, tak peduli mereka
berkulit hitam maupun berkulit putih, mereka semua bersukarela mendaftar
untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, berharap dapat
mendonorkannya untuk Monika. Tapi tak satupun pedonor yang memenuhi kriteria
di antara mereka.

Berita pencarian ini mengharukan banyak orang, tak sedikit orang yang
bersukarela untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, untuk
mengetahui apakah dirinya memenuhi kriteria.Para sukarelawan semakin lama
semakin bertambah, di Wayeli timbullah wabah untuk mendonorkan sumsum tulang
belakang.

Hal yang mengejutkan adalah kesediaan para sukarelawan ini menyelamatkan
banyak penderita leukimia lainnya, sayangnya Monika tak termasuk diantara
mereka yang beruntung.Martha dan Peterson menantikan dengan panik kemunculan
si kulit hitam.Akhirnya dua bulan telah lewat, orang ini tak muncul-muncul
juga.Dengan tidak tenang, mereka mulai berpikir, mungkin orang hitam itu
sudah telah meninggalkan dunia ini Mungkin ia telah meninggalkan jauh-jauh
kampung halamannya. Sudah sejak lama tak berada di Itali.Mungkin ia tak
bersedia merusak kehidupannya sendiri, tak ingin muncul

Tapi tak peduli bagaimanapun, asalkan Monika hidup sehari lagi, mereka tak
rela untuk melepaskan harapan untuk mencari orang hitam itu.Disaat sebuah
jiwa merana tak menentu, harapan selalu disaat keputusasaan melanda kembali
muncul. Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese,
memporakporandakan perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30
tahun.Iaseorang kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu,
iamemiliki lembaran tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan
itu. Ia adalah sang peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka,
Ajili yang sangat kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring
panggilan.Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak iamasih muda, ia
yang tak pernah mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia
yang begitu pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat
demi mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikannya.Tak
peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya.17 Mei 1992,
merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja lebih awal
merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan ia
memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk
menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu
berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia bertekad
untuk membalas dendam pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada
seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan
dendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang tak
berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan.Malam itu juga ia
menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese,
meninggalkan kota ini.Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya.Ajili
mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika.Kedua
pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya
dengan anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya
untuk mengelola toko mereka.Beberapa tahun ini, iayang begitu tangkas, tak
hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak yang
lucu.

Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili merupakan bos
yang baik, suami yang baik, ayah yang baik.Tapi hati nuraninya tetap
membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita
yang pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. Tapi
ia menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari
itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan
kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah
membayangkan bahwa wanita malangitu mengandung anaknya, bahkan menanggung
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah
miliknya.

Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.Telepon Dr.Adely.Tapi
setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, iatelah menutupnya
kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui semuanya,
setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini, anak-anaknya tak
akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya yang bahagia dan
istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan masyarakat
disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja kerasnya
bertahun-tahun. Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga
mendiskusikan kasus Martha.Sang istri, Lina berkata : : "Aku sangat
mengagumi Martha. Bila aku diposisinya, aku tak akan memiliki keberanian
untuk memelihara anak hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi
lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut dihormati, tak disangka ia
dapat menerima anak yang demikian". Ajili termenung mendengarkan pendapat
istrinya, dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan :Kalau begitu, bagaimana
kau memandang pelaku pemerkosaan itu ?

Sedikitpun aku tak akan memaafkannya !!! Waktu itu ia sudah membuat
kesalahan, kali ini juga hanya dapat meringkuk menyelingkupi dirinya
sendiri, ia benar-benar begitu rendah, begitu egois, begitu pengecut ! Ia
benar-benar seorang pengecut ! demikian istrinya menjawab dengan dipenuhi
api kemarahan.Ajili mendengarkan saja, tak berani mengatakan kenyataan pada
istrinya.Malam itu, anaknya yang baru berusia 5 tahun begitu rewel tak
bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili kehilangan kesabaran dan
menamparnya.Sang anak sambil menangis berkata :"Kau ayah yang jahat, aku tak
mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau menjadi ayahku".Hati Ajili bagai
terpukul keras mendengarnya, ia pun memeluk erat-erat sang anak dan berkata
: "Maaf, ayah tak akan memukulmu lagi. Ayah yang salah, maafkan papa ya".

Sam pai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut dibuatnya, dan
buru-buru berkata padanya untuk menenangkan ayahnya : "Baiklah, kumaafkan.
Guru TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki
kesalahannya.Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya bagaikan
terbakar dalam neraka.Dimatanya selalu terbayang kejadian malam berhujan
deras itu, dan bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan jerit
tangis wanita itu. Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya sendiri :
"Aku ini sebenarnya orang baik, atau orang jahat ?" Mendengar bunyi napas
istrinya yang teratur, ia pun kehilangan seluruh keberaniannya untuk
berdiri. Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya mulai
merasakan adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan perhatian padanya
dengan menanyakan apakah ada masalah Dan ia mencari alasan tak enak badan
untuk meloloskan dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan menyapanya
ramah : "Selamat pagi, manager !" Mendengar
itu, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi, dalam hati dipenuhi perasaan
tak menentu dan rasa malu.Ia merasa dirinya hampir menjadi gila saja
rasanya.

Setelah berhari-hari memeriksa >hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus
diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : "Aku ingin mengetahui keadaan anak malang
itu. Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely
menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah apa ia dapat menunggu hari
kemunculan ayah kandungnya. Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili yang
paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar,
bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya sendiri ! Ia pun
membulatkan tekad untuk menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan
sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini. Malam
hari itu juga, ia pun mengobarkan keberaniannya sendiri untuk memberitahu
sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia berkata : "Sangatlah
mungkin bahwa aku adalah ayah Monika Aku harus menyelamatkannya Lina sangat
terkejut, marah dan terluka, mendengar
semuanya, ia berteriak marah :"Kau PEMBOHONG !" Malam itu juga iamembawa
ketiga anak mereka, dan lari pulang ke rumah ayah ibunya. Ketika ia
memberitahu mereka tentang kisah Ajili, kemarahan kedua suami-istri tersebut
dengan segera mereda.Mereka adalah dua orang tua yang penuh pengalaman
hidup, mereka menasehatinya :"Memang benar, kita patut marah terhadap segala
tingkah laku Ajili di masa lalu. Tapi pernahkah kamu memikirkan, ia dapat
mengulurkan dirinya untuk muncul, perlu berapa banyak keberanian besar. Hal
ini membuktikan bahwa hati nuraninya belum sepenuhnya terkubur. Apakah kau
mengharapkan seorang suami yang pernah melakukan kesalahan tapi kini
bersedia memperbaiki dirinya Ataukah seornag suami yang selamanya menyimpan
kebusukan ini didalamnya ?" Mendengar ini Lina terpekur beberapa lama.
Pagi-pagi di hari keuda, ia langsung kembali ke sisi Ajili, menatap mata
sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata
:"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !"

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA
Ajili.Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika.Ketika Martha mengetahui
bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan dirinya,
ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia terus memendam
dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat ini ia hanya dipenuhi perasaan
terharu. Segalanya berlangsung dalam keheningan.Demi untuk melindungi
pasangan Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan dengan
jelas identitas mereka semua pada media, dan juga tak bersedia mengungkapkan
keadaan sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah kandung Monika
telah ditemukan.

Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka terus-menerus
menelepon, menulis suratpada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat :"Barangkali ia pernah melakukan tindak pidana,
namun saat ini ia seorang pahlawan !"

10 Februari, kedua pasangan Martha dan suami memohon untuk dapat bertemu
muka langsung dengan Ajili.Awalnya Ajili tak berani untuk menemui mereka,
namun pada permohonan ketiga Martha, iapun menyetujui hal ini. 18 Februari,
dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di RS, Martha bertemu langsung dengan
Ajili.

Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat Marth, langkah kakinya
terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat. Martha dan suaminya melangkah
maju, dan mereka bersama-sama saling menjabat tangan masing-masing, sesaat
ketiga >orang tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, sebelum akhirnya
air mata mereka bersama-sama mengalir. Beberapa waktu kemudian, dengan suara
serak Ajili berkata : "Maaf...mohon maafkan aku !"

Kalimat ini telah terpendam dalam hatiku selama 10 tahun. Hari ini akhirnya
aku mendapat kesempatan untuk mengatakannya langsung kepadamu.Martha
menjawab :"Terima kasih Kau dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga
sumsum tulang belakangmu dapat menolong putriku".

19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang
Ajili.Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika Sang
dokter berkata dengan antusias : "Ini suatu keajaiban !"

22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan.Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada akhirnya
Monika telah melewati masa kritis.Satu minggu kemudian, Monika boleh keluar
RS dengan sehat walafiat. Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan
secara khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely datang kerumah mereka untuk
merayakannya.Tapi hari itu Ajili tidak hadir, ia memohon Dr. Adely membawa
suratnya bagi mereka. Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa
malunya berkata :"Aku tak ingin kembali mengganggu kehidupan tenang kalian.
Aku berharap Monika berbahagia selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama
kalian.Bila kalian menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku, aku
akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kalian". Saat ini juga, aku
sangat berterima kasih pada Monika, dari dalam lubuk hatiku terdalam, dialah
yang memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang membuatku dapat
memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia
di saparoh usiaku selanjutnya.Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku !

[+/-] Baca Selengkapnya...

9.27.2009

PENGORBANAN YANG SIA-SIA


Boni adalah seorang cowo yg menjadi buta karena sebuah kecelakaan..
Sejak ia menjadi buta..ia merasa terasing dari lingkungannya.
Ia merasa tidak ada seorang pun yg memperhatikan atau menyayanginya.
Hingga kemudian hadirlah Gina dalam hidupnya. Gina sangat sayang dan perhatian pada Boni. Ia tidak pernah mempermasalahkan kebutaan Boni sebagai suatu kekurangan yg berarti. Ia sungguh-sungguh mencintai Boni dengan tulus.

Suatu hari berkatalah Boni kepada Gina

B : Gin...mengapa kamu begitu menyayangiku..?

G: hmmm..entahlah..aku tidak pernah tau alasan mengapa aku begitu menyayangimu..yg aku tahu..aku benar-benar tulus menyayangimu Bon..(tersenyum)

B : tapi..aku kan buta..apa yg bisa aku perbuat untukmu..? apa yg
bisa aku berikan buatmu..?

G : Boni..aku tidak mengharap apapun darimu..buatku..kamu bisa ceria
setiap hari dan menyayangiku dengan tulus itu sudah cukup..aku senang ketika kau merasa senang..

B : (terharu) belum pernah ada orang yg begitu menyayangi aku yg
buta seperti ini..

G : (menggenggam tangan Boni sambil tersenyum)

B : Gina..kalo sampai suatu saat nanti aku bisa melihat lagi..aku pasti akan menikahimu..karena hanya kamu satu-satunya orang yg dengan tulus menyayangiku...

G : benarkah..?

B : iya..aku janji..kalau suatu saat nanti aku bisa melihat, PASTI aku akan
menikahimu..

G : (terharu) terima kasih Boni..aku sangat menyayangimu...

B : (tersenyum) ya..aku tahu itu..aku juga sangat menyayangimu Gin..

Singkat cerita..Boni melakukan operasi cangkok mata dan berhasil..ia mampu
melihat lagi..
Ia pun tidak sabar untuk segera menemui Gina.. Pergilah ia mencari Gina..sampai ia berhasil menemukannya...
Namun...alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa ternyata Gina adalah
seorang gadis buta..Ia tidak bisa menerimanya..Ia pun menolak Gina..
Ia lupa akan semua janjinya...

G : Bon..bukankah kamu sudah berjanji akan menikah denganku..?

B : ummm....(bimbang) ya memang aku pernah berkata begitu..tapi tidak
dengan keadaanmu yg seperti ini..

G : Bagaimana mungkin kamu mengingkari janjimu sendiri..? bukankah kau
bilang hanya aku satu-satunya orang yg menyayangimu..?

B : eeeerr...maaf Gina..tapi aku tidak bisa menikah dengan gadis buta..maaf..

Boy pun pergi meninggalkan Gina..
Gina yang kecewa dan merasa dikhianati..memilih untuk bunuh diri..

Saat ia ditemukan meninggal..ada sepucuk surat disakunya..
"Dear Boni...
Memang tidak banyak yg bisa aku berikan padamu..tidak banyak yg bisa
aku lakukan untukmu...Namun..aku sungguh-sungguh tulus menyayangimu...Semoga kedua mataku itu bisa berguna bagimu..bisa membawakan terang dan keceriaan dalam hidupmu kembali.."

Kadang kala kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dengan mata..melainkan
juga dengan hati kita..Mata itu bisa menipu..namun hati tidak..kata hati selalu merupakan kejujuran terdalam dalam hidup manusia..


[+/-] Baca Selengkapnya...

9.26.2009

10 KESALAHPAHAMAN TENTANG KESUKSESAN


Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.
Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan.
Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

Kesalahpahaman 2
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.
Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.

Kesalahpahaman 3
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu.
Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja.
Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.

Kesalahpahaman 4
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.
Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.

Kesalahpahaman 5
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.
Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum.
Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.

Kesalahpahaman 6
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.
Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan.
Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.

Kesalahpahaman 7
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.
Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.

Kesalahpahaman 8
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.
Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.

Kesalahpahaman 9
Sukses adalah tujuan.
Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda.
Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"

Kesalahpahaman 10
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.
Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan.
Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.


(diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen.
CoachJim.com)


[+/-] Baca Selengkapnya...

9.25.2009

Kisah seorang Ibu


Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.

Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, "Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"

"Nama saya Elic, Tante."

"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"

Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu." tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak...

Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric...

Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya...

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"

Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...

"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."

Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana. Nyonya,dosa anda tidak terampuni!"

Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)


[+/-] Baca Selengkapnya...

9.20.2009

2 dolar


Dia mendekati aku
Bertanya apakah aku punya 2 dolar
Aku terkejut
Mulutku tertutup
Bahkan mataku tak sanggup menatapnya
Jantungku berdegup semakin kencang
Aku hanya menggelengkan kepala
Dari gerakan itu
Ia mengerti jawabanku
Ia meninggalkanku
Dan mencoba mendapatkan 2 dolar dari orang lain

Kulihat dia
Kira-kira 25 tahun lebih
Penampilan berantakan, tidak bercukur, agak kotor
dan sepertinya sedang bingung
Ia tidak mendapatkan sekeping 2 dolar pun dari setiap penumpang yang
ada di
gerbong ini
Maka ia mencoba ke gerbong lain

Hatiku sesak
Sesungguhnya aku ingin menghampiri dia
Dan memberikan 2 dolar yang ia cari
Mungkin ia benar-benar membutuhkan uang itu
Mungkin ia bukan orang jahat
Mungkin ia
Mungkin ia
Mungkin ia
Begitu banyak kemungkinan

Bagaimana kalau orang itu adalah Tuhan?
Pernahkah terlintas di benak anda
Kalau Tuhan menjelma menjadi salah seorang seperti pria tadi
"Ketika aku lapar, kau tidak memberiku makan"
Bagaimana ketika pada saat kita bertemu denganNya
ia bertanya
"Ketika aku memerlukan 2 dolar, kau tidak memberikan"
Apa reaksi kita?

Apa susahnya sih memberikan 2 dolar pada orang itu?
Uang di kantongku bahkan lebih dari itu
2 dolar tidak begitu berarti
Beli sepiring nasi saja tidak cukup

Aku menyadari bahwa
Rasa takut lah yang membentengi aku untuk berbuat kasih!!!!
Hatiku memang pernah dilukai
Dan membekas sampai sekarang

Handphoneku pernah diambil oleh seseorang
Tadinya ia berniat meminjam
Dan aku dengan polos meminjamkannya
Ternyata, ia mengkhianatiku
Ia membawa lari handphoneku
Aku sedih
Aku kecewa
Aku memarahi diriku yang terlalu polos
Yang terlalu mudah percaya orang
Sehingga kebaikanku disalahgunakan
Sejak saat itu
Aku menutup diriku
Aku hidup dalam ketakutan
Setiap bertemu orang asing
Aku diliputi rasa takut yang luar biasa

Kejadian itu membekas
Mengakibatkan aku sempat berpikir
untuk tidak berbuat baik lagi dengan orang asing
Tapi setelah beberapa saat
Pikiran itu berubah
Aku pikir aku tidak adil
Hanya karena orang itu aku menjadi dingin?
Aku sebenarnya tidak mau takut
Tapi rasa itu tetap ada
walaupun rasa takut itu semakin mengecil
tetapi tetap ada !!
Tuhan, tolong aku untuk menghancurkan tembok ketakutan ini
Sehingga aku bisa berbuat kasih

Apalah arti kotbah tentang kasih
kalau kita tidak mempraktekkannya?
Aku ingin
Mungkin aku masih belum bisa saat ini
Tapi aku terus berdoa
Suatu saat nanti
Aku akan terbebas
dan aku akan berbuat kasih
Kalau aku disakiti lagi,
biarlah.. dibalik rasa sakit itu ada rencanaNya
Aku yakin Ia akan melindungiku

Sampai saat ini
aku masih menangis
ketika aku melihat orang-orang yang membutuhkan
tetapi aku tidak dapat melakukan sesuatu untuk mereka
aku masih menangis
karena rasa takut itu masih ada padaku
aku masih menangis
karena aku tidak dapat memberikan sebagian apa yang ada padaku untuk
mereka
aku masih menangis
karena aku tidak dapat memberi tau mereka bahwa Tuhan menyayangi mereka
!!!!

Tahukah saudara, kata-kata apa yang ingin saya ucapkan
ketika suatu saat nanti saya berani memberikan uang 2 dolar?
"God Bless you.."

Sejak saat itu
setiap saya melihat kepingan 2 dolar
saya langsung teringat akan hal ini

Suatu saat nanti
saya ingin membagikan 2 dolar saya
kepada orang-orang yang membutuhkan
Saya sudah membayangkan,
perasaan saya ketika saya berhasil memberikannya
akan lebih bahagia daripada saat saya memberikan kolekte
karena saya bisa melihat ekspresi mereka
ketika uang 2 dolar ada di tangan mereka
dan saya berharap mereka bisa melihat Tuhan dalam diri saya sendiri
dan saya juga berharap
agar saya bisa melihat Tuhan dalam diri mereka

Doakan saya supaya saya dapat segera melakukannya
Saya berharap kalian bisa berbuat apa yang belum bisa saya lakukan
They need us..


[+/-] Baca Selengkapnya...

9.06.2009

Andy,sahabat Yesus


Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

“Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?”

“Ya, Bapa Pendeta!” Balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan. Jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta.”

“Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?”

“Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan… sahabatku.”

Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tapi kemudian Pendeta tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

Andy berkata…

Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya.

Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan! Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya. Lucunya, aku nggak begitu lapar.

Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa… paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Tolong Tuhan…

Oh ya, Engkau tahu ibu memukulku lagin karena aku nakal. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.

Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, di sini… di sini… aku rasa Engkau tahu yang ini kan? Tolong jangan marahi Ibuku ya? Dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku… Itulah mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan… Aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik di kelasku, namanya Anita. Menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei… ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya.

Ooops aku harus pergi sekarang.

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu, “Bapa Pendeta, Bapa Pendeta, aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!”

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.

Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah… suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolaannya kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosario mereka ketika Andy tiba dari pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan… Aku…”

“Kurang ajar kamu bocah!!! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa???!!! keluar…!!!”

Andy begitu terkejut, “Di mana Bapa Pendeta Agaton? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya. Dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, ini hari ulang tahun-Nya, aku punya hadiah untuk-Nya…”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.

Sambil membuat tanda salib ia berkata “Keluarlah bocah… kamu akan mendapatkannya!!!”

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.

Dia mulai menyeberang ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang, sebab di situ ada tikungan yang tidak terlihat pandangan.

Andy melindungi hadiah tersebut di dalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.

Waktunya hanya sedikit untuk menghindar, tapi itu tidaklah cukup…

Dan…

Andy pun tewas tertabrak. Orang-orang di sekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang yang tak bernyawa tersebut.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya, “Maaf Tuan, apakah Anda keluarga bocah malang ini? Apakah Anda mengenalnya?”

Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam segera berdiri dan berkata, “Dia adalah sahabatku.”

Hanya itulah yang dia katakan.

Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang tersebut dan menaruhnya di dadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang. Kerumunan orang tersebut semakin penasaran…

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.

“Bagaimana Anda mengetahui putera Anda meninggal?”

“Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya?”

Ayah Andy berkata, “Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu…”

“Apa yang dia katakan?”

“Dia berkata kepada puteraku… ‘Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.’”

Dan sang Ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian, semuanya itu terasa begitu indah. Aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu aku menangis karena bahagia… aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika Dia meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami. Aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku… Aku tidak dapat melukiskan sukacita di dalam hatiku. Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, Bapa Pendeta, siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena Anda selalu berada di sana setiap hari, kecuali pada waktu puteraku meninggal.”

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes di pipinya , dengan lutut gemetar dia berbisik, “Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa, kecuali dengan Tuhan.”


[+/-] Baca Selengkapnya...